Ekonom Soal Bangkrutnya Sritex: Jadi Sinyal Bahaya Industri Tekstil
JAKARTA,quickq apk下载 DISWAY.ID --Memasuki awal tahun 2025, sektor industri Tanah Air tengah berduka imbas kabar kebangkrutan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) pada awal 2025.
Terkini, PT Sritex juga telah resmi melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada ribuan karyawannya.
Runtuhnya kejayaan Sritex sendiri merupakan hal yang patut untuk disoroti.
BACA JUGA:Bahlil Sebut Ada 21 Proyek yang akan Didanai oleh Danantara, Targetkan Investasi US$618 Miliar
BACA JUGA:Cetak Rekor Baru, Kemenperin Ungkap PMI Manufaktur Indonesia Ungguli Negara ASEAN
Pasalnya, perusahaan ini bukan sekadar salah satu pemain besar di sektor tekstil, tetapi juga simbol daya saing manufaktur Indonesia di kancah internasional.
"Dengan lebih dari 10.000 karyawan dan kapasitas produksi yang mencakup serat, pemintalan, penenunan, hingga garmen, Sritex sebelumnya dianggap sebagai raksasa yang sulit tumbang," ujar Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, ketika dihubungi oleh Disway pada Senin 3 Maret 2025.
Menurut Achmad, kasus Sritex bukan hanya tentang kegagalan satu perusahaan, tetapi juga cerminan dari melemahnya daya saing industri tekstil nasional serta ketidakmampuan pemerintah dalam melindungi sektor strategis dari dampak globalisasi dan kebijakan yang tidak berpihak.
"Kebangkrutan ini menjadi peringatan akan potensi PHK massal di perusahaan-perusahaan manufaktur lainnya jika pemerintah tidak segera mengambil tindakan seri," ucapnya.
BACA JUGA:PENGUMUMAN! Daftar Bansos untuk Dapat Saldo Dana Pakai SIKS-NG, Beda dengan cekbansos.kemensos.go.id
BACA JUGA:Nih Jadwal Libur Sekolah Idulfitri 2025, Mendikdasmen Umumkan Waktunya Diperpanjang
Selain itu, Achmad juga menambahkan bahwa salah satu hal yang turut menjadi faktor yang semakin menekan Sritex adalah serbuan produk impor dari China.
Hal ini juga didukung oleh data yang menunjukkan bahwa pada kuartal I 2024, terjadi selisih sekitar USD 560,5 juta antara data ekspor garmen China ke Indonesia dan data impor resmi Indonesia dari China.
"Hal ini mengindikasikan masuknya produk tekstil secara ilegal dalam jumlah besar, yang menyebabkan produsen lokal seperti Sritex kehilangan daya saing," pungkas Achmad.
- 1
- 2
- »
(责任编辑:知识)
- ·Waduh! 7 Desa Ini Tidak Dapat Dana Desa dari Pemerintah, Kenapa?
- ·Pertolongan Pertama pada KPPS atau Orang Pingsan saat Pemilu
- ·Pertamina Gerak Cepat Salurkan Bantuan Untuk Korban Banjir Semarang
- ·7 Jenis Ikan yang Membawa Keberuntungan di 2024
- ·Tingkatkan Kualitas Video TikTok dengan Maksimalkan Fitur Filmora
- ·Cek Kesehatan di RSPAD, Jantung dan Saraf Lukas Enembe Diperiksa
- ·2 Jalur Pendakian Gunung Semeru dan Rute yang Dilewati
- ·Kru Kabin Senior Bongkar Kehidupan di Pesawat, Termasuk Seks di Toilet
- ·Spanyol Segera Hapus Penerbangan Jarak Pendek, Diganti Jalur Kereta
- ·Nasib Lukas Enembe Ditentukan Hari Ini Usai Diperiksa
- ·INFOGRAFIS: Jintan, Rempah Pedas Manis dari Asia
- ·Beras Mahal dan Langka, Ini 5 Makanan Sumber Karbohidrat Selain Nasi
- ·Emiten Teknologi WIRG Tanam Modal di Tiga Perusahaan Baru, Ini Tujuannya
- ·Lolos Pemeriksaan Bandara, Wanita Ini Terbang 2.858 KM Tanpa Tiket
- ·Jokowi: Pancasila jadi Fondasi Indonesia Untuk Berhasil Hadapi Krisis Global
- ·Cek Formasi PPPK Tenaga Teknis 2022 di Basarnas yang Dibuka Pendaftarannya
- ·Nasib Lukas Enembe Ditentukan Hari Ini Usai Diperiksa
- ·Cek Formasi PPPK Tenaga Teknis 2022 di Basarnas yang Dibuka Pendaftarannya
- ·Peringati Hari Kebangkitan Nasional, Mahfud MD: Momentum Kebangkitan Indonesia Pasca Pandemi
- ·Pertamina Gerak Cepat Salurkan Bantuan Untuk Korban Banjir Semarang